Fajar Maulana Ihsan

Pertama datang di pemda 1 F.71, hanya isak tangis yang terdengar dari mulutnya. Nempel terus sama mamah, tak mau lepas. Hari demi hari dilalui, mulai dia kenal dengan orang rumah dan sekarang setelah 3 bulan, dia udah mulai lincah dan akrab sama semua. (meski nempel ke mamahnya masih teteuuuppp saja ada)

Hobinya maen bola, bahkan bola kecil mungil bisa mengalahkan mobil-mobilan gaya seharga ratusan ribu rupiah. haha. Dia semakin pintar sekarang. Setiap saya pulang kerja, dia langsung sun tangan dan nunjuk-nunjuk tas laptop minta diputarkan ipin upin kesukaannya. Sedikit susah, makan nasinya, tapi kalau kerupuk ga usah dipaksa, akan habis dilahapnya.

Sekarang ini di buku cerita warisan saya kecil dulu, dia sudah bisa menunjukkan yang mana gajah, monyet, dan kerbau. Sudah mulai juga bisa meniru suara tukang dagang bakpau dan tentu saja sudah pintar membuat rumah berantakan kacau balau =D

Jam 4 pagi, suaranya sudah menghiasi rumah kami. Jam 6 pagi, sudah siap sedia dengan kunci mobil di tangan, menyerahkannya pada papah sambil minta digendong untuk nyicipin naek mobil meski hanya sekedar mengeluarkannya dari garasi, Juga sudah bisa sun pipi dan ngikutin gaya nangis ibu-ibu di acara bedah rumah di RCTI =D ahhh lucu sekali...

Kehadirannya dirindukan semua.
Papah yang lagi di kantor rajin menelepon sekedar bertanya 'ade lagi apa?'

Saya sepulang kerja, buka pintu rumah mengucap salam kemudian dilanjutkan kalimat 'adeeeeee... teteh pulaaaang'

Adik saya yang berasrama nelepon utk sekedar bilang 'pah, ingga minggu ada kegiatan, tapi pengen pulang dulu sabtu ini, pengen ketemu ade, tar anterin ke sini lagi yaa'..

yaa yaa yaa, dia sudah jadi kesayangan kami semua.

Perkenalkan namanya Fajar Maulana Ihsan, adik bungsu kami, usianya 1 tahun 5 bulan =)
Di balik setiap musibah, memang terkandung hikmah. Musibah yang menimpa sanak saudara kami, mendatangkan oos united, satu anggota baru lagi. Adik kecil yang mendatangkan keceriaan baru di rumah kami. Semua yang sudah digariskanNya adalah yang terbaik, mudah2an kami bisa mengemban amanah ini untuk menjaga Ichan dengan baik.

Mohon doanya semoga Ichan tumbuh jadi pemuda yang soleh, sopan, cerdas, aktif, kreatif, inovatif, berdaya juang tinggi, penuh rasa empati, lincah dalam berorganisasi, jago berolahraga, pintar bermain musik, tak lupa pandai mengaji. Semoga jadi orang yang sukses di dunia dan di akhirat nanti. amin =)

ujian kesabaran

Dulu saya sempat dapat kata-kata bijak dari seorang teman

"Hidup itu hanya tentang dua hal, syukur dan sabar. Bersyukurlah ketika mendapat nikmat, bersabarlah ketika mendapat cobaan. Begitu pun sebaliknya, bersabarlah dengan segala kewajiban yang didapatkan setelah memperoleh nikmat dan bersyukurlah dengan datangnya cobaan karena artinya Allah sayang padamu hingga ingin menguji kadar keimananmu"

tapi ga semudah itu ternyata...... terutama untuk bersabar.

Ketika sedang TA, bertemu dengan dosen pembimbing yang luar biasa perfeksionis tapi terkadang tidak realistis dengan waktu konsultasi yang disediakannya dan akhirnya sering terkena semprotan 'kata-kata sayang'..... sabaaarr, harus sabaaarr

Ketika berhadapan dengan bos besar yang sangaattt visioner tapi tak realistis pula dengan keadaan .... sabaarr, haruss sabarr

Ketika ditinggal nikah oleh pujaan hati, hilang handphone di angkot, sakit cacar menyerang di saat lagi sibuk berkegiatan, koneksi internet payah ketika tugas menanti deadlinenya, hasrat belanja menggebu-gebu ketika dompet tebal hanya dengan kartu dan recehan, bukan dengan duit lembaran berwarna merah, ketika ketemu orang yang sangat tidak sevisi, ketika orang kesayangan sedang sangat jauh dari hidayah, ketika mengajar di kelas yang murid-muridnya alhamdulillah luar biasa lincahnya ...... sabarrrr, harus sabarr

Begitu banyak hal yang menuntut kesabaran, tapi ada satu hal yang saat ini buat saya merupakan ujian kesabaran terberaaaaatt. Bisa jadi itu hal kecil, tapi bagi saya luar biasa bikin susah untuk bersabar, yaitu : berhadapan dengan supir angkot yang hobi sekali ngetem.

Beginilah nasib wanita mandiri manis sekali yang belajar nyetir tapi ga bisa-bisa (ini karena faktor sulit menyempatkan waktu untuk melancarkan di jalan, bukan karena tingkat intelejensi yang kurang loh yaa :D) dan minta dibeliin motor tapi ditentang keras oleh orang tua dengan alasan keselamatan!! Jadilah harus bersahabat akrab dengan angkutan kota.

Dan sayangnya sering sekali bertemu dengan supir angkot yang hobinya ngetem mencari penumpang.. arrrrghh kadang-kadang bisa gila kalo udah angkotnya diem seribu bahasa ga maju-maju hanya terdengar suara ajakan 'ciber..ciber...cibeberrr' atau 'hanjuang..hanjuang.. cihanjuang' padahal jelas-jelas yang diajaknya teh ga adaaaaaaa...
Saya masih bisa memaklumi kalau ternyata sang calon penumpang sedang berjalan kaki dari dalam kompleknya dan sang supir dengan setia menanti di depan komplek.. nah ini niih kalo udah jalan sepanjang komplek kosong melompong, tapi dengan keukeuh sumeukeuh sang supir tetep nongkrong di depan komplek, menunggu yang akan pergi, mending kalau dalam 3-5 menit sang calon penumpang hadir.. kalau sampai 10 menit???????????? wakwawww.. rasanya pengen copot sepatu terus dilemparin ke kepalanya si supir.. arrrrrrrrrgh!

Yahhh saya rasa ini ujian kesabaran terberaaat buat saya, karena seharusnya ini jadi hal kecil yang mudah diatasi. Tapi yang ada kadang-kadang saya jadi marah-marah sendiri, turun angkot kemudian bayar dengan muka judes, kemudian naik angkot yang lain (yang sialnya kadang-kadang masih berkelakuan sama.. astagfirullah)

Harusnya kan saya bisa mengerti yaa kalau sang supir sedang mencari nafkah untuk keluarga, mungkin ketika mengetem yang dia pikirkan adalah setoran yang belum cukup. Mungkin dia pun tak mau berlama-lama diam di tempat nunggu penumpang karena terkadang hal itu bikin mati gaya, tapi apalah daya.. anak-anak di rumah butuh biaya untuk sekolah, istri pun butuh uang buat beli beras. Duh Gusti, hampura abdiiiiii... tapi ini memang benar-benar sulit. Sulit sekali, lebih sulit daripada ujian aljabar linier ketika saya tingkat tiga, lebih sulit dari tes kemampuan dasar bahasa arab ketika saya mau jadi guru di asih putera.. suliiiiiiiiiiiiiit.

Doakan saya bisa lebih sabar, ya teman!!

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS Al- Baqarah : 153)

10.000 rupiah = 1 buah motor ???

Setelah beberapa waktu kemarin sempat posting tentang 'ini yang namanya rejeki membahagiakan', saya jadi teringat kembali pada sebuah cerita di masa-masa punya hobi baru : naek ojeg ke kampus.

Sebetulnya awal mula saya naik ojeg adalah ketika di suatu pagi yang hebring, saya selaku sarpen (katakanlah manager) LSS ITB -nu ngurus pementasan jeung sajabana- kesiangan bangun karena pulang agak larut setelah latihan pementasan. Tentu saja tidurnya juga jadi malem pisaaan. Nahh, di malam latihan itu saya sempat menggorowok-gorowokkan
'tong hilap enjing gladi tabuh 9, ulah telat nyaaa!'
( jangan lupa besok gladi jam 9, jangan telat yaa!)

keesokan harinya, terbangun dari tidur setelah solat subuh lalu lihat jam udah jam 7 lebih banyak aja gtuu yaaa, menuju jam 8, sedangkan hari itu tak ada yang bisa mengantar saya menuju kampus tercinta, terjebaklah saya dengan perjalanan 4 kali naik angkot yang kalau lancar mungkin bisa sampai satu jam, tapi kalau padat merayap bisa sampai sejam setengah, kalau macet plus-plus pakai nge-tem bisa juga sampai dua jam.. alaamaaaakkk.. mau ditaruh dimana reputasi kesarpenan sayaaaa..!!!!

Akhirnya setelah mandi kilat (mandi dulu loh yaa.. suerr!!) dan mengambil baju yang pertama kali terlihat di lemari, langsung cacaw (ehh dipake dulu donk yaa bajunyaaa!) dan berpikir keras bagaimana caranya bisa sampai kampus jam 9. Kemudian, muncul satu ide cemerlang, naik ojeg ajah ahhh dari Cimindi!!! Pasti lebih cepat, meski saya tau pasti akan lebih mahal, tapi ya sudahlah ongkos mahal pun saya rela demi pertanggungjawaban atas kata-kata yang telah diucapkan

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan

(QS Ash-Shaff : 3)

dan yippie.. ketika itu saya sampai tepat waktu, alhamdulillah :)

Nahh lalu apa hubungannya hobi baru ini sama judul di atas??

Jadi gini ceritanya.. Waktu jaman Pa Oos selaku seksi transportasi pribadi sedang menunaikan ibadah haji, saya sedikit gundah gulana jiwa. 40 hari tanpa papah sama saja dengan 40 hari naik angkot menuju kampus yang tidak perlu saya ulang lagi kan, bisa sampai satu jam kalau lancar, tapi kalau padat merayap sampai sejam setengah, kalau macet plus-plus pakai ngetem bisa juga sampai dua jam (eh geuning diulang deui).. kalau begini caranya saya bisa kolot di jalan!!

Saya memang penggemar setia Pa Oos. Meski masuk kuliah jam 9 atau jam 1, tetap pergi bareng beliau jam 6 dari rumah, kemudian nongkrong di LSS sampai tiba waktu kuliah, paling nyubuh datang kesana sampai sempat ada fitnah yang mengatakan 'saya ga mandi dulu kalo pergi ngampus' *huh.. tegaa*. Pulang kuliah pun demikian. Walau pulang kuliah jam 3, tetap menunggu beliau beres kerja sampai jam 5 supaya bisa pulang bareng. Selain ga cape mesti turun naik kendaraan, lebih cepat di jalan, quality time bersama papah sepanjang perjalanan pun sangat saya sukai.

Nahh kemudian solusi apa yang harus saya lakukan biar pulang pergi ITB ga akan bikin saya keriputan karena bertambah tua pengaruh lama di jalan selama Pa Oos tak ada???
Selain nebeng tetangga, saya pun mengambil keputusan untuk sesekali naik ojeg saja ah.

Nah jaman bareto sebelum bensin naek jadi 6000 kemudian sekarang turun lagi jadi 5500, tarif ojeg cimindi-itb via gunung batu adalah 10000 rupiah. Biasanya saya sudah menyiapkan di saku terdepan tas berupa 1 lembaran 10ribuan, atau 2 lembar 5000an, atau kadang-kadang 10 lembar 1000an (ga perlu saya bilang kalo pake 100an jadi aja 100 logam kan???)

Seringnya saya naik ojeg, bikin geng ojeg-ers yang mangkal di bawah jembatan layang Cimindi hapal sama Neng Anggun.. huhuy terkenal :D..

Nah suatu hari, saya pun naik ojeg bersama seorang bapa, sebut lah Pa Bagas (bukan nama sebenarnya)

Nah hari itu, saya kelupaan untuk menyediakan uang pas sejumlah 10000, jadilah saya membayar Pa Bagas dengan selembar uang 20000an.

'waduuh neng, ga ada kembalian'
'nya entos atuh pa, teu sawios, ditabung heula weh.. da insyaALLAH kapayunna naek ojeg deui'
'ohh mangga atuh neng, ngke pami neng numpak ojeg deui, teu pendak sareng abdi.. nyarios weh, ongkosna tos aya di bapa'
'siap, pak!'

Akhirnya sekitar kurang lebih satu minggu kemudian, saya pun ngojeg lagi. Ketika saya tiba di tempat mangkal ojeg-ers, mereka sudah langsung pada heboh aja bilang, 'ongkos si neng ieu mah tos aya di Bagas' yang saat itu tak ada di tempat.. (weiiis brasa tenar aja guwe hehe)

Saya pun naik ojeg dengan pengendara motor lainnya, sebutlah namanya Pa Andi (bukan nama sebenarnya juga). Ketika sampai di tempat tujuan, saya pun bertanya,

'Pa kumaha atuh ongkosna, bade dibayarkeun ku abdi atanapi ngantosan ti Pa Bagas?'
'Kumaha nya neng.. bilih teu pendak sareng Pa Bagas na'
'Oohh nya entos atuh, ti abdi weh.. ieu pa, hatur nuhun'

(jadi intinya, saya bayar lagi aja ke Pa Andi karena beliau takut sulit bertemu dengan Pa Bagas untuk mengambil ongkos saya, biarlah uang saya di Pa Bagas jadi investasi lagi)

Setelah itu hari-hari berlalu. Terlalu asik nebeng tetangga bikin saya lupa sama ojeg. Papah pulang, bikin saya tambah lupa ama ojeg. Hingga suatu hari setelah lebih dari sebulan lamanya, saya pun nostalgila bersama tukang ojeg dan kali ini bertemu dengan Pa Bagas.

Saya diantar sampai kampus oleh beliau, sambil mendengarkan cerita mengejutkan
(demi kenyamanan pembaca, saya pakai bahasa indonesia aja deh.. aslina mah pakai bahasa sunda)

'Neng, masih inget sama Pa Andi??'

'Iya pak, kenapa gitu?'

'Jadi gini neng, setelah nganter neng waktu itu, Pa Andi balik ke tempat mangkal, terus ketemu saya. Saya yang sudah diberitahu teman-teman kalau Andi nganter neng, langsung menghampiri dan bilang 'Ndi, da ongkos si neng teh ada di saya, tadi bayar ga?' kemudian dijawab 'ngga''

(saya tercengo-cengo ketika itu)

'Nah jadi sama saya di kasiin neng, uangnya neng teh ke si Andi. Beberapa hari kemudian, Andi menghampiri saya dengan wajah kuyu, pusing, kaya banyak masalah, terus tiba-tiba dia ngaku, kalau waktu itu neng udah bayar, jadi dia dapet double bayarannya'

'Saya kesel neng sama dia, ko dia ga jujur. Kemudian dia melanjutkan bilang 'motornya baru saja dicuri orang'. (Haaaaaa.. saya makin tercengo-cengo)

'Bapa rasa, mungkin ini balasan atas ketidakjujuran dia ya neng. Padahal dia ngebohongnya 10000 aja ya, tapi dia malah jadi hilang motor. Yah bapa sih mikirnya memang ini teh balesan di dunia, tapi alhamdulillah neng, Andinya sadar terus minta maaf ke Bapa, tapi harusnya mah dia juga minta maaf sama neng, gimana neng?'

'Pak, bilangin ya ke Pa Andi, insyaAllah saya maafin, insyaAllah saya juga udah ikhlas ko sama 10ribunya. Mudah-mudahan rizkinya Pa Andi dimudahkan yaa, rizki Bapa juga'

'amin'