Saya suka film india! Mulai dari film india jaman bareto yang ada inspektur berkumisnya ampe film bollywood jaman sekarang yang mulai meminimalisir tarian dan nyanyian. Meski lebaynya mah tetap selalu ada yaa, kalo ngga lebay bukan film india namanya =) *ko nampak ga nyambung ama judul? heuu..kalem ini masih pendahuluan* =P
Setelah My Name is Khan yg saking pengen nontonnya dibela-belain kincit sorangan ka btc, saya pun bahagia sangat ketika diajak nonton 3 idiots ama kunceu marunceu =) Akhirnya di suatu hari di wiken bulan April, kami berdua pun pergi menuntaskan kepenasaranan kami akan hebohnya film india yang satu ini, nu ceuk cenah mah rameee pisan.
Dan setelah menonton, yup saya termasuk salah satu yang terpesona dengan karakternya rancho : badung, pintar, cakep, humoris, peduli, dan penuh kejutan (tipe guwe bangeeeet hehehe).. tapi ada satu hal lain yang istilah sunda na mah nyeredet kana manah setelah saya nonton ini.. =P
yaitu, betapa saya bersyukur punya orang tua seperti mereka
Melihat Farhan, salah satu tokoh dalam 3 idiots, yang sejak lahir sudah dicap di keningnya oleh orang tuanya untuk jadi insinyur lulusan institut ternama atau Raju yang sejak awal kuliah sudah dibebani oleh banyak kebutuhan keluarga, saya jadi benar-benar bersyukur punya orang tua seperti mereka.
Ketika akan kuliah, tak pernah sekalipun orang tua memaksa saya untuk memilih satu jurusan tertentu. Mereka benar-benar membebaskan, bidang apa yang ingin saya tekuni. Ketika pada akhirnya memilih jurusan yang tidak begitu populer, mereka pun tak masalah dengan itu.
Ketika saya lulus kuliah dan pada akhirnya memilih profesi sebagai guru, orangtua pun tetap mendukung dengan penuh semangat. Padahal saya yakin, di hati kecil mereka ada satu keinginan melihat saya yang lulusan institut *nu ceuk cenah mah* terbaik di Indonesia bekerja di satu perusahaan ternama dengan gaji berjuta-juta *karena tak bisa dipungkiri, buat sebagian orang kesuksesan itu diukur dari materi*. Sementara saya pada akhirnya "hanya" terdampar di satu sekolah di pinggiran kota Cimahi dengan penghasilan secukupnya.
Kadang saya juga bisa melihat ko, ketika bumn tempat papah bekerja membuka lowongan dan beliau memberi informasi kalau-kalau ada teman saya yang ingin mencoba mendaftar.. saya bisa melihat di sana ada sebersit harap andaikan saya juga mencobanya. *duuuh..maaf ya pah* tapi tak sekalipun beliau pernah memaksakan soal hal itu.
tak pernah memaksa dan mereka berdua selalu ada.. selalu antusias mendengarkan setiap cerita saya tentang kelincahan murid-murid di sekolah, selalu mendengarkan keluhan ketika lelah itu datang, dan bahkan sesekali masih anter jemput ketika ada kegiatan sekolah sampai malam. Iya, mereka selalu ada.
Hatur nuhun ya pah, mah.. =) selalu bangga menjadi bagian dari kalian, semoga selalu ada jalan untuk membahagiakan kalian, dan semoga "jadi orang tua yang baik" itu genetik yaa.. sing nurun ka abdi, ya Allah =)
Recent Comments