menjemput papah

Kemarin, saya menjemput papah yang baru saja bertugas dari denpasar ke bandara husein.

Ketika itu hari hujan, bandara cukup ramai. Saya, mamah, dan teteh menunggu di dekat pintu kedatangan, sambil sesekali melihat sekitar. Raut muka harap-harap cemas (atau harap-harap senang yaa?) terlihat dari wajah orang-orang di sekitar pintu itu.

Tak lama, petugas menyalakan lampu tanda pesawat telah mendarat dan para penumpang akan segera tiba.. suasana di sekitar saya jadi terasa berbeda. Seorang kakek mulai mendekati ruangan kedatangan, seorang gadis mungil mulai menjulur2kan lehernya mencari seseorang, seorang karyawan hotel merapihkan dirinya dan mulai menaikkan papan yang bertuliskan nama sebuah bank.. terasa berbeda, tapi sangat hangat suasananya.

dan akhirnya yang ditunggu pun datang juga..

Kakek sibuk melambai kepada sang cucu yang baru saja datang di ujung ruangan.

Gadis kecil loncat-loncat kegirangan, bahkan menerobos masuk ruangan tanpa menghiraukan larangan 'penjemput dilarang masuk' ketika melihat ayahnya. Sang ayah pun dengan senang hati menyambut, keluar ruangan sambil menggendong sang anak dan kemudian mencium istrinya. Mereka pun berlalu sambil berpegangan tangan.

Anak kecil lainnya mulai berteriak 'itu kakek..itu kakek'
Sang kakek melambaikan tangannya sambil tersenyum riang dan dengan jalan yang mulai tertatih, beliau pun terlihat tergesa ingin segera dekat sang cucu.
'ahh andai saja bisa lari.. sudah kulakukan daritadi' begitu mungkin pikir si kakek.

Seorang lelaki dengan setelan bos mafia (maaf om, tapi seus setelan om mengingatkan saya ama cho yun fat kalo lagi maen di film mafia-mafia gtu.. heu) datang menghampiri ajudannya, menepuk bahunya, menyerahkan tasnya, membagi rokonya kepada sang ajudan.

Semakin banyak yang datang, tak hanya penjemput yang senang, supir taksi pun ikut senang. Suasana semakin hangat. Beruntung saya tadi jadi ikut menjemput walo dengan mata mengantuk karna semalaman tak tidur setelah mabit di sekolah, mengawasi murid-muridku di hari terakhir mos-nya.. kehangatan yang saya rasakan ini setimpal dengan kenikmatan balas dendam tidur setelah begadang. =)

hmmm .. tapi ko papah belum terlihat aja.. kemana yaaaa??

setelah lama dinanti.. temen satu tim menunggu sudah banyak yang berlalu, barulah terlihat.. gaya berjalan yang khas, kaos biru andalan, rambut yang mulai sedikit memutih.. yap! lelaki kesayanganku yang walo tidak tinggi, tidak langsing, dan tidak putih tapi tetap jadi kesayanganku =)

horeee.. papah pulang dan bawa gembolan.. hahahaha senang!

mencium tangannya dan mendengar ceritanya bahwa cuaca sedang sedikit menegangkan di atas sana membuatku bersyukur.. alhamdulillah, beliau sudah ada di sini sekarang dan tak kurang suatu apa.

selamat datang kembali di bandung, pah! =)


3 Response to "menjemput papah"

  1. Anonymous Says:
    Saturday, 19 July, 2008

    wah, bawa gembolan ?? isinya apa ?
    bakpia bukan bu guru?
    kirim-kirim atuh kadieu.

    senangnya yah menantikan yang ditunggu teh, apalagi dalam keadaan sehat wal'afiat

  2. anggun oktari says:
    Sunday, 20 July, 2008

    bakpia mah dari jogja atuh pa insinyur!! dari denpasar mah bawanya salak, sok atuh ke rumah, stok terbatas soalna.. heuheu.. bisi kaburu habis dibagi ka tatangga =p

  3. Laksmi Larastiti says:
    Tuesday, 29 July, 2008

    waw senangnya ,,
    hehe sy jg sering gtu da teh, klo orgtua pulang bepergian. emang udah tradisi yg tetap menjadi agenda utk menghangatkan keluarga sih,,
    *pak, bu, oleh2nya buka bareng2 ya..*
    gyahahahaha.